Kamis, 14 Januari 2010

ANTARA ANTO JADUL, CINCIN KANJENG RATU KIDUL, DAN VEGETARIAN…?




Pernah suatu ketika pada sebuah artikel di blog seorang sahabatnya, Erwin Rizaldi, tertulis sebuah pernyataan yang cukup mengundang tanya. Dalam sebuah halaman tertulis penggalan kalimat yang menyatakan, “…dan cincin yang membuatnya menjadi seorang vegetarian,...”. Penasaran dengan kaitan antara sebuah cincin dengan gaya hidup vegetarian yang dianutnya, membutuhkan waktu yang agak lama dari sekedar bertanya ringan, membujuk, hingga akhirnya setengah merayu Mas Anto untuk menjelaskan hubungan antara keduanya, dan akhirnya Mas Anto dengan malu-malu kemudian meluangkan waktu untuk bercerita…
“Ehmm…eh…sebenarnya saya ini mau cerita soal ini agak malu, soalnya kalau saya pikir sih enggak ada hubungan yang langsung banget antara cincin yang ditanyakan orang-orang sama saya dengan jalan hidup saya menjadi seorang vegetarian semenjak 4 tahun lalu dan juga sudah bisa makan nasi selama dua tahun belakangan. Saya ceritain dulu ya Mbak perkara asal-usul cincin yang disebut-sebut mas Erwin Rizaldi itu….
Begini awalnya,…beberapa tahun yang lalu seorang teman saya di kampung -yang seorang sopir truk pengangkut pasir-tengah mengemudikan truknya di tengah malam di pinggir sungai menemukan seberkas cahaya berkilau dalam kegelapan ketika ia sedang mengangkut muatan. Begitu didekati sumber cahaya tersebut ternyata berasal dari sebuah cincin yang berkilau dalam kegelapan di sungai… dengan sedikit ketakutan, oleh kawan saya, cincin itu lantas dipungut dan dijadikan miliknya sendiri. Namun, baru beberapa hari cincin itu dipakainya, teman saya itu sudah setengah mati ketakutan karena menurutnya semenjak ia memakai cincin itu, ia merasakan seolah-olah ada seseorang atau ‘sesuatu’ yang mendatanginya dalam mimpi setiap malam… Karena kejadian itu terjadi terus-menerus pada hari-hari selanjutnya, ia pun memutuskan untuk menghibahkan cincin tersebut kepada kawannya yang lain.
Tetapi kawannya yang lain itu ternyata juga mengalami hal yang serupa, sehingga juga membuatnya memberikan cincin itu kepada orang lain… Ternyata orang lain yang baru dilimpahkan cincin itu juga sama nasibnya dengan yang sebelumnya…, semuanya ketakutan karena merasa bertemu dengan sosok-sosok ghaib dalam mimpi-mimpi mereka. Orang yang paling lama mendapat limpahan cincin ini hanya mampu bertahan selama seminggu karena saking ketakutannya. Kejadian ini terus berulang hingga banyak orang mendapat giliran didatangi sosok misterius dalam mimpi itu…
Hingga suatu malam datanglah kawan sopir tersebut ke rumah saya ketika saya sedang pulang dari Jakarta, masih aktif markir… Kawan tersebut mengantarkan cincin itu kepada saya untuk dihibahkan, namun karena merasa tidak enak mendapat perhiasan seperti itu-yang bagi tukang parkir seperti saya sangatlah mewah berhubung saya aja sering makan cuma pakai kecap doang, uang kebanyakan habis buat mengobati penyakit kanker istri saya, jangankan kebeli yang lain- saya menawarkan magic jar kreditan yang saya miliki padanya sebagai harga pengganti yang bisa saya berikan. Namun kawan saya itu menolak dengan alasan ia hanya ingin benar-benar menghibahkannya saja. Akhirnya setelah saya bujuk, ia pun meminta sebuah jam dinding butut sebagai kenang-kenangan tanpa saya harus membayar sepeser pun…
Saya perhatikan, betapa indahnya cincin itu… Bertahtakan 9 macam batu mulia dan total 35 butir batu permata ditambah keunikan rancangannya membuat saya penasaran untuk menanyakan kepada seorang teman yang pemilik toko emas. Begitu diperhatikannya dengan seksama, ternyata cincin itu terbuat dari emas muda dengan prosentase bahan campuran yang dipastikan berasal dari jaman kuno. Pembuatannya dipastikan masih asli buatan tangan alias handmade dengan desain yang unik.. Pemilik toko kemudian menanyakan kepada saya apakah saya mau menjualnya, tetapi saya tolak dengan halus karena menurut saya cincin itu bernilai seni yang tinggi. Hal ini terjadi sampai empat kali kepada toko berbeda yang saya datangi sekedar untuk mencari pendapat lain, eh, tapi ujung-ujungnya pada mau nawar cincin saya, dan saya tolak semua.
Cincin itu akhirnya saya pakai sendiri, dan ternyata apa yang diomongkan teman-teman saya itu tentang cincin ini kok malah enggak terjadi ya sama saya…? Dari hari pertama saya memakai cincin itu seterusnya kok saya enggak ngerasa didatangi ‘apa atau siapa-siapa’ dalam tidur saya. Biasa aja…tidur saya malah tambah pulas,kok…hehehe. Kalau ada kejadian yang sedikit aneh sih ya pernah waktu saya lagi di kamar mandi pake cincin itu pagi-pagi, terus kebetulan cincin yang saya pakai di jari saya itu tertimpa cahaya matahari, eh…dia langsung memantulkan cahaya beraneka warna ke dinding kamar mandi saya. Bagus banget, warna-warninya bergantian bersinar kayak lampu dugem,lho,…tapi setelah itu enggak ada apa-apa, sampai tiga bulan lewat.
Setelah waktu itu (tiga bulan), saya kok ngerasa seperti bertemu seorang putri yang cantik berpakaian serba hijau dalam mimpi saya. Tetapi perempuan itu sepertinya hanya memperhatikan saya dari kejauhan, tidak mengganggu saya sama sekali… Mungkinkah sosok ini yang sering datang dalam mimpi teman-teman saya yang memakai cincin ini sebelumnya..? Tapi aneh, ya, dia kok malah sama sekali enggak macem-macem sama saya, cuma begitu aja, hanya menatap saya dari jauh aja.
Sudah begitu, semenjak saya memakai cincin itu, saya mulai sering didatangi orang-orang misterius yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Sepertinya cincin itu membawa daya tarik bagi mereka untuk terus memperhatikan saya, tetapi saya sih enggak pernah merasa aneh dengan ketertarikan mereka pada saya setelah memakai cincin itu. Pada awalnya mereka hanya menatap saya dari kejauhan ketika saya sedang melintas pada hari pertama, hari kedua mereka agak mendekat, dan pada hari selanjutnya mereka berani mengajak saya berbicara.
Sampai suatu ketika ada seseorang yang secara terang-terangan berkata pada saya begini..
‘’Mas,..tau enggak cincin yang mas pake itu dari mana?’, tanya orang itu suatu hari sama saya.
‘Enggak,..dikasih dari temen,’ jawab saya singkat.
‘Mas, itu cincin kepunyaan Kanjeng Ratu Kidul, lho! Barangsiapa yang kuat memegang cincin ini dia akan menjadi orang yang terkenal,’jawabnya dengan muka serius kepada saya sambil kemudian bercerita panjang lebar tentang asal-usul cincin tersebut. Tau enggak apa reaksi saya dalam hati?
”Preeeettttt…!!!! Masak sih tukang parkir kayak saya bisa terkenal... bisa aja sih terkenal, kalo bikin kasus kayak membakar motor-motor yang dititipin sama saya...hehehe...”. Pokoknya saya enggak anggap cerita orang itu sama sekali deh, intinya. Dan yang bilang seperti itu sama saya bukan cuma satu-dua orang saja tapi udah puluhan orang,lho. Yah, walaupun kalau saya ingat-ingat bisa saja emang bener demikian seperti yang sering terjadi dalam mimpi saya. Tetapi saya sama sekali enggak menganggap bahwa cincin itu adalah benda bertuah lah, karomah lah, atau apapun yang menjadikannya sesuatu yang layak untuk diistimewakan. Mana mungkin lah saya yang seorang tukang parkir bisa terkenal gara-gara sebuah cincin...? Saya justru lebih percaya kepada Allah SWT lewat haditsNya, ‘Barangsiapa yang mau menjalankan kewajiban (sholat, berzakat 2,5% dari hartanya,dll) dan mau menjalankan sunnah (tahajud, dhuha,dll), maka Allah akan memberikan rezeki yang tak terduga,’. Saya hanya menganggap cincin itu sebuah perhiasan biasa bernilai seni tinggi dan termasuk rezeki tak derduga saja, lha wong tiba-tiba kok hari gini ada orang yang mendadak mau aja mengantar emas ke orang lain, gratis pula.. .
Naah, justru dari situlah saya yang semula enggak percaya sama yang begitu-begituan (dunia ghaib), malah jadi semakin percaya sama apa yang tertulis di Al-Quran dan Allah SWT bahwa Dia menciptakan dua dunia, yaitu dunia nyata dan dunia ghaib… Tetapi wujud kepercayaan saya bukan lantas jadi percaya sama tahayul, mistik, atau misalnya kayak paranormal lah gitu buat macem-macem, malah dengan kejadian itu, justru saya menjadi dekat padaNya. Dari yang dulu enggak pernah sholat sama sekali-maklum, jadi tukang parkir kan capek banget, kadang pulang kerja baru jam 12 malem, kecapekan, terus ketiduran, jadi males sholat…-sekarang mulai sholat lagi sehari sekali pada pertamanya, besoknya dua kali sehari, besoknya lagi tiga kali,…dan seterusnya sampai saya juga akhirnya rajin mengaji, wiridan, yasinan…yah pokoknya alhamdulillah, saya jadi rajin ibadah lagi deh pokoknya.
Lantas ketika suatu hari saya sedang sholat, saya merasa mendapat suatu ‘pencerahan’, dan semenjak hari itulah saya mulai menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Selain mulai rajin beribadah, semenjak hari itu saya menjadi lebih mensyukuri nikmatnya hidup, dapat lebih menguasai hawa nafsu saya sehingga saya tidak bisa mengeluarkan emosi dalam bentuk kemarahan, mau berzakat (waktu itu saya hidup dari markir aja, enggak punya apa-apa, belum seperti sekarang ini), walaupun sedikit apapun penghasilan saya setiap hari, selalu saja ada bagian yang saya sisihkan untuk zakat karena bukankah zakat itu suatu kewajiban seorang Muslim juga tanpa memandang isi dompet, kan…?
Mengenai keterkaitan dengan ke-vegetarian-an saya, sebetulnya seperti yang sudah saya jelaskan di atas…tidaklah ada hubungan langsung antara cincin itu dan pola makan saya yang berubah drastis semenjak saya mulai mengenakan cincin tersebut. Yang mungkin paling bisa dijelaskan adalah, semenjak saya mulai mengenal Allah SWT dengan lebih baik setelah kejadian di malam saya mendapat anugerah itu, ketika saya mulai menjadi seorang manusia yang pandai bersyukur, memandang hidup dengan kepositifan, rajin berzakat, dan perubahan-perubahan baik lainnya yang saya rasakan, saya mulai belajar juga untuk menikmati hidup dalam keterbatasan dengan rasa bahagia.
Lama kelamaan seiring dengan semakin meningkatnya keimanan saya terhadapNya, saya mulai merasakan perubahan juga dalam pola makan saya. Yang sebelumnya biasa enak menyantap lauk-pauk yang berasal dari tubuh makhluk bernyawa seperti daging sapi, ayam, ikan, dan sebagainya, sekarang tiba-tiba saya langsung ingin muntah. Jangankan berupa daging secara langsung, pernah juga saya makan gorengan yang minyak gorangnya sebelumnya bekas untuk menggoreng ikan, eh langsung saya muntahkan begitu saja…pokoknya saya enggak bisa makan samasekali yang seperti itu deh semenjak empat tahun lalu. Ke-vegetarian-an saya ini bukanlah kemauan saya pribadi, namun semenjak saya mulai rajin beribadah itu, semenjak itulah saya mulai mendapat karunia ini...
Terus, selain vegetarian, dua tahun yang lalu saya juga sudah tidak bisa menyantap nasi. Kisahnya hampir sama dengan awal mulanya saya menjadi seorang vegetarian, ketika saya tengah nikmatnya menunaikan shalat Tahajjud di tengah malam, saya mendapat ‘anugerah’ yang tidak dapat saya ceritakan di sini, dan dua hari kemudian saya sudah tidak bisa makan nasi. Pokoknya setiap ada butir nasi yang tertelan ke mulut saya juga saya selalu muntah. Tetapi walaupun saya ini udah enggak makan nasi sama daging-dagingan, justru tenaga saya tetap sama malah bahkan lebih kuat dari yang masih makan nasi. Walaupun dalam perjalanan jauh dengan hanya mengendarai sepeda, saya tetap merasa kuat seperti balik ke jaman SMA dulu lho...
Nah, itulah sepenggal penjelasan saya tentang jalan hidup saya sekarang. Bisa ditafsirkan sendiri lah apakah kehidupan saya ini berbau mistis apa enggak seperti yang sering ditanyakan orang sama saya, kayak soal cincin-cincin yang sekarang saya pakai-bukan cuma cincin yang tadi-terus kenapa saya sekarang tidak bisa makan nasi, dan..oh, ya, perkara keakraban saya sama benda-benda pusaka.
Soal yang terakhir ini saya ingin bercerita satu hal lagi,... Buat saya sih ini hal yang wajar aja dan sebenarnya lucu, eh…tapi orang-orang malah menganggapnya berbeda dengan apa yang saya rasakan.
Begini ceritanya, beberapa waktu lalu kalau Anda pernah nonton episode ‘Menelusuri Jejak Perjuangan Pangeran Diponegoro’ di Yogyakarta, kan di awal acara saya ceritanya lagi main ke salah satu galeri keris. Setelah menyapa pemirsa dan pemilik galeri sejenak, dengan seizinnya saya mengambil salah satu keris yang sedang dipamerkan. Setelah membuka keris tersebut dari sarungnya, sambil mengucap Basmallah, keris tersebut saya tegakkan sendiri dengan posisi terbalik. Keris itu benar-benar berdiri sendiri,lho...tanpa tipuan kamera! Orang-orang di sekitar saya pada saat kejadian itu berlangsung pada geleng-geleng kepala semua, takjub dibuatnya. Pada bertanya semua sama saya, apa rahasianya sampai saya bisa begitu. Malah sampai ada lho, orang yang mengaku paranormal, malah minta diajari begituan (menegakkan keris). Giliran saya yang geleng-geleng kepala keheranan sama mereka, lha wong perkara sepele kayak gitu aja dianggap berlebihan. Itu semua kan bisa dijelaskan secara ilmiah dengan prinsip keseimbangan benda, enggak perlu pake macem-macem… Heran saya, masak kejadian biasa seperti itu kok dibilang luar biasa bagi mereka. Padahal semua keris dan pedang-pedang kuno koleksi saya yang umurnya ratusan tahun juga pada bisa berdiri tegak seperti yang keris yang tadi, jadi buat saya hal itu enggak aneh sama sekali….
Memang sih, mungkin ada yang menilai kalau dari kehidupan saya agak berbau mistis seperti cerita-cerita yang tadi, tapi saya sama sekali tidak berminat untuk mencari tahu atau mempelajari yang seperti itu walaupun sepintas saja. Seperti halnya kisah yang diceritakan ibu saya berikut ini…
Setahun yang lalu, ketika sedang pulang kampung, saya dikejutkan olah teriakan histeris ibu saya yang tiba-tiba teringat kembali suatu kejadian yang terjadi puluhan tahun silam... Bahwa tiga puluh empat tahun yang lalu ketika ia melahirkan saya (tahun lalu umur saya 35), seluruh kampung digegerkan oleh kelahiran saya yang menggemparkan. Betapa tidak, saya lahir dengan tanda menyerupai bentuk trisula (tombak bercabang tiga) yang berwarna hitam di dahi dan bagian belakang pundak kanan saya. Seluruh kampung dibuat heran oleh karena kejadian ini, termasuk seluruh keluarga saya. Namun, tanda lahir itu perlahan-lahan menghilang ketika saya berumur empat puluh hari, dan hingga sekarang saya tidak tahu apakah arti tanda di dahi dan pundak kanan bagian belakang tersebut. Saya pun ketika mendengarnya tidaklah merasa bahwa itu suatu hal yang perlu saya cari maknanya. Saya yakin apapun arti tanda itu bagi saya., Allah pasti memiliki maksud baik yang diberikanNya kepada saya atas kejadian itu….”
Lantas, bagaimana dengan adanya kabar tentang barang-barang pusaka yang dimilikinya...?
”Saya adalah seorang pecinta sejarah sejati seperti program yang saya bawakan, yaitu Riwajatmoedoloe TvOne... tetapi terus terang untuk barang-barang pusaka, saya malas untuk merawatnya. Saya lebih suka merawat barang-barang antik yang bisa dipakai untuk properti syuting dan pemotretan, karena saya juga seorang model, seperti yang bisa Anda lihat di kalender Bank Permata. Puluhan pusaka yang diantar oleh orang-orang kepada saya telah saya titipkan semua, tetapi menurut mereka yang saya titipkan benda-benda itu, ada juga orang-orang lain yang datang untuk menawar pusaka-pusaka tersebut dengan harga tinggi.
Namun, sementara ini saya tidak menjualnya karena benda-benda pusaka tersebut adalah warisan sejarah leluhur yang bernilai seni tinggi yang rata-rata masih handmade dengan besi yang dipencet-pencet oleh jari dan masih menyisakan sidik jari dari sang pembuatnya. Diantara pusaka-pusaka tersebut kebanyakan bersarungkan perak yang melambangkan status sosial pemiliknya terdahulu yang adalah para bangsawan.
Alhamdulillah, dengan banyaknya kejadian ghaib yang saya alami tersebut tidak menjadikan saya seorang yang berubah akhlak, atau percaya kepada nilai mistis suatu benda tertentu hingga menjadi sesat, namun justru di situlah saya mengambil hikmah dibalik kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan dunia ini dan seisinya baik nyata dan gaib. Semua itu adalah bukti kebesaran Allah SWT yang terjadi pada kehidupan saya...